Rabu, 17 November 2010

Anda Adalah Orang Yang Bodoh

Anda tahu, kehidupan manusia ditentukan dengan cara bagaimana ia berfikir. Mungkin anda juga belum tahu bahwa kita hidup ketika kita berfikir. Lalu ketika kita tidak berfikir, apakah kita mati? Belum tentu. Ada dua jawaban yang harus dijawab tentang hal ini. Yang pertama ialah bahwa anda tidak berfikir ketika anda sudah mati. Dan yang kedua ialah bahwa anda tidak berfikir ketika anda hampir mati. Hanya itu. Bingungkan? Saya mengajak anda untuk merefleksikannya sendiri. Jangan terlalu dipikirkan karena saya takut anda Gila.
Kehidupanku menuntut aku untuk selalu berfikir dan menentukan langkah mana yang harus aku tapaki. Terkadang aku bimbang karena pengalaman masa lalu yang mungkin menghambat langkahku. Rantai pertama yang mengikat dan menghalangi kita untuk menjadi manusia bebas ialah pengalaman buruk dimasa lalu. Terkadang aku tidak berani melangkah maju karena pengalaman itu. Mungkin karena dosa-dosa yang pernah saya lakukan dan tidak berkenan pada Allah. Tetapi aku mempunyai suatu komitmen bahwa aku akan meraih cita-citaku setinggi langit. Meskipun akhirnya aku tidak dapat mencapai, aku pasti masih berada diantara bintang-bintang. Aku tidak akan membiarkan orang mengatur hidupku. Aku mempunyai hidup yang harus aku jalani sendiri tanpa bantuan orang lain. Aku akan mencari suatu kebahagiaan yang pasti aku dapatkan.
Banyak orang menyinggung kebahagiaan dari sudut agama, kepribadian, bisnis, dan lain sebagainya. Semua mau menunjukkan cara untuk mencapai kebahagiaan. Mungkin anda belum sadar tentang kebahagiaan yang sesungguhnya. Sekarang saya akan menyadarkan anda. Kebahagiaan itu bukan hasil usaha anda sendiri. Kebahagiaan itu seperti suatu keadaan ketika kita berpasrah, menyerahkan diri pada kebahagiaan itu. Itulah arti kebahagiaan.
Aku mempunayi suatu cerita yang konyol
Seorang gembala sedang menungui dombanya. ketika turis menghampirinya dan bertanya, “Pak, biasanya domba-domba itu seberapa jauh pergi dari kandangnya?” Gembala itu balik bertanya, “Domba yang mana Mas. Yang hitam atau yang putih?”
“Mm… kalau yang hitam?” “Kira-kira dua kilolah.”
“yang putih?” “Dua Kilo”
Turis itu bertanya lagi, “Berapa kilo rumput yang biasa mereka makan”
“Maksud Mas, yang hitam atau yang putih?”
“Yang hitam.” “Ya kira-kira tiga keranjang.”
“Yang Putih?” “Tiga keranjang Juga.”
Turis itu mulai bingung dengan pembedaan domba hitam dan putih itu, tetapi ia terus bertanya, “Berapa banyak biasanya wol yang di hasilkan dari bulu domba itu?”
Gembala itu sudah siap dengan klarifikasinya, “Domba yang hitam atau yang putih?”
“Yang putih dulu due. “Mm…setahun kira-kira lima keranjang.”
“Yang hitam?” “Lima keranjang dalam setahun.”
Turis itu hilang kesabarannya dan perotes, “Loh…gimana sih, Pak. Dari tadi bapak selalu Tanya yang hitam atau yang putih, hanya untuk menjawab sama untuk keduanya. Jadi kalau tidak ada bedanya, kenapa…” Gembala itu tertawa dan memotong kalimat turis itu. “Oh, ada bedanya, Mas. Soalnya, yang hitam itu punya saya sendiri.”
“Yang putih?” Tanya turis itu dengan rasa ingin tahu yang besar.
“Punya saya juga…” kata gembala itu sambil tertawa.

Saya tidak menyarankan anda untuk tertawa karena saya sedang membodohi anda. Saya hanya ingin menarik suatu kesimpulan bahwa didalam hidup, kita sering berjuang dan beusaha untuk membuat orang menjadi jengkel. Lalu apakah perbuatan kita itu positif? Jika ia, anda salah besar saudara. Memang kita sering merasa gembira ketika kita mengerjai dan membodohi orang lain. Sama seperti saya yang sedang membodohi anda saat ini dengan hal-hal yang tidak penting untuk anda. Saya sangat gembira saat ini. Bahkan suatu saat nanti, saya akan membodohi seluruh masyarakat di Indonesia dengan hal-hal yang tidak penting hanya untuk ketenaran diri saya sendiri. Saya akan menciptakan suatu buku yang berjudul Jalan Hidup Menuju Tuhan yang isinya sedang anda baca saat ini. Masih ada tulisan saya yang lain yang belum saya masukkan kedalam siktus ini. Saya akan menulis secara jelas di buku itu Si pencipta beserta judulnya. Jalan Hidup Menuju Tuhan. Penulis Fr. Barce.
Gagah bukan!!
Egois!! Sungguh Egois. Itulah aku. Aku berjuang untuk membuang sikap itu, tetapi aku tidak mampu. Aku sadar, itulah aku dan akan tetap menjadi aku. Sampai kapanpun anda tidak akan dapat mengubah hidupku, karena aku tetap akan menjadi aku.